BLOG KMPL 2 : “LINDUNGI BUMIMU DARI PLASTIK!!!”

Hallo sobat KMPL!! Kembali lagi di blog KMPL..., kali ini kita mau bahas mengenai fakta tentang sampah plastik di Indonesia dan tips untuk mengurangi sampah plastik. Kuy langsung aja kita simak informasi yang pertama,
Pencemaran lingkungan memiliki dampak merusak ekosistem bumi di masa yang akan datang. Sampah plastik yang tidak mudah terurai menjadi salah satu faktor pencemaran lingkungan. Manusia menyumbangkan banyak sampah melalui penggunaan plastik sekali pakai dalam aktivitas kesehariannya. Sampah ini biasanya langsung dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau mengalir di saluran perairan dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat terurai. Fenomena sampah plastik yang dapat merusak lingkungan kini sudah menjadi masalah yang mendunia.
Indonesia tercatat menyumbangkan sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Dalam tiga tahun terakhir tercatat jumlah sampah di Indonesia terus meningkat, di tahun 2017 sebanyak 65,8 juta ton, tahun 2018 meningkat hingga mencapai 66,5 juta ton, dan tahun 2019 disebutkan total sampah di Indonesia akan mencapai 68 juta ton, dengan jumlah sampah plastiK 9,52 juta ton atau berjumlah 14% dari total sampah yang ada berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menurut data Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), setiap tahun 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan.
Tidak sedikit kasus berbagai satwa liar yang terjerat oleh bahaya dari sampah plastik. Kasus bangkai paus sperma yang terdampar di pesisir Wakatobi dengan 5 kg sampah plastik di dalam perutnya hanyalah sedikit bukti bahwa selama ini kita telah berperan banyak dalam rusaknya ekosistem di laut maupun di darat. Diperkirakan, jutaan satwa laut mati karena plastik setiap tahunnya. Ada yang tercekik jala, tersangkut cincin minuman kaleng, hingga tertusuk sedotan –selain memakan tutup botol, kresek, hingga sandal jepit.
Fakta dari laut ini mungkin tidak menjamin orang menjadi lebih “irit” plastik. “Toh, laut itu jauh”, mungkin begitu pikiran banyak orang. Namun, bagaimana dengan mikroplastik yang menurut riset terbaru sudah sampai di perut udang yang kita makan?
Mikroplastik merupakan jenis sampah plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 mm dan dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu mikroplastik primer dan sekunder. Mikroplastik primer adalah hasil produksi plastik yang dibuat dalam bentuk mikro, seperti microbeads pada produk perawatan kulit yang masuk ke dalam saluran air. Mikroplastik sekunder merupakan pecahan, bagian, atau hasil fragmentasi dari plastik yang lebih besar. Seperti yang kita tahu, plastik membutuhkan waktu 450 tahun untuk bisa terurai. Serpihan plastik tersebut akan menjadi mikroplastik yang kelak dikonsumsi sapi di TPA, ikan di laut, ataupun menyatu dengan garam yang kesemuanya akan kita konsumsi. 
Tidak mengherankan jika mikroplastik ditemukan dalam perut kita, manusia, melalui penelitian kandungan tinja pada tahun 2018. Makanan yang terbungkus plastik serta minuman dalam botol plastik juga menjadi sumber mikroplastik tersebut. Bahayanya, partikel plastik dalam usus dapat mempengaruhi respon imun sistem pencernaan maupun membantu transmisi bahan kimia beracun dalam tubuh. Meskipun efeknya bagi kesehatan manusia masih belum dapat dipastikan, namun percobaan pada hewan membuktikan mikroplastik mampu menyebabkan kemandulan hingga kanker.


Apa yang dapat kita perbuat  ?

Kurangi penggunaan plastik, khususnya plastik sekali pakai. Empat puluh persen sampah plastik merupakan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik yang rata-rata dibuang setelah digunakan selama 15 menit. Coba beberapa cara di bawah ini agar hidup kita lebih zero waste alias minim sampah!

1. Bawa tas kain atau kantong plastik bekas dari rumah saat kita berbelanja.
2. Bawa botol minum sendiri saat bepergian maupun saat aktivitas lainnya.

3. Pisahkan sampah di rumah: organik dan anorganik. Sampah organik dapat dikomposkan atau diberikan pada hewan peliharaan. Sampah anorganik bisa diberikan pada bank sampah, pemulung, digunakan kembali (reuse) atau didaur ulang.
4. Menolak pemberian kantong plastik untuk benda yang bisa langsung kita masukkan ke dalam tas atau kendaraan.

5. Membeli sesedikit mungkin makanan dan minuman dalam kemasan.
6. Membeli produk dalam kemasan besar atau jumlah banyak sekaligus, sehingga meminimalisir jumlah sampah sachet.
7. Menolak sedotan plastik dan meminum langsung dari gelas atau membawa sedotan stainless sendiri.
8. Selalu sedia sendok, garpu, wadah makan dalam tas untuk mengurangi penggunaan alat makan sekali pakai.

Nah kira kira begitu sobat fakta tentang sampah plastik di Indonesia, dan tipsnya jangan lupa diterapkan dalam kehidupan sehari hari kalian yaa. Mungkin cukup dulu bahasan kita kali ini, kita bakal sambung di bulan depan. Terimakasih sobat KMPL yang sudah baca blog ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa…

Komentar

  1. waaaw keren artikelnya! yuk mari kita belajar mengurangi penggunaan plastik single use🤗🤗

    BalasHapus
  2. Mantap nih infonya
    Kunjungi ittelkom-sby.ac.id

    BalasHapus

Posting Komentar